SPs IPB University Gelar FGD Penyusunan Perencanaan dalam Pengembangan Teknologi AR dan VR untuk Mendukung Pembelajaran

Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University mengadakan Focus Group Discussion (FGD) penggunaan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) untuk mendukung pembelajaran (2/3) di Ruang Situ Cikaret PS-PSL Kampus IPB Baranangsiang, Bogor. FGD ini dihadiri oleh pimpinan SPs, ketua dan sekretaris program studi multidisiplin, dosen dan perwakilan fakultas serta beberapa wakil dekan di lingkungan IPB University.
 
Dalam sambutannya Dekan SPs IPB University, Prof Anas Miftah Fauzi menekankan pentingnya penggunaan teknologi terkini agar pembelajaran kepada anak didik lebih efisien. “Dukungan AR/VR menjadi penting karena dapat menjadi sarana untuk memvisualisasikan subyek pembelajaran menjadi lebih mudah dan lebih dimengerti oleh peserta didik. Kami akan menyampaikan hasil FGD ini kepada pimpinan IPB University untuk dapat ditindaklanjuti secara kelembagaan,” ujarnya.

Wakil Dekan SPs IPB University bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Agus Buono menyampaikan bahwa dalam FGD ini sengaja diundang beberapa pakar dan praktisi AR dan VR, yaitu Dr Tri Kuntoro Priyambodo dari Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Akhmad Arifin Hadi dari Departemen Arsitektur Lanskap IPB University, Auzi Asfarian, SKom, MKom dari Departemen Ilmu Komputer IPB University dan Faldiena Marcelita, ST, MKom dari Sekolah Vokasi IPB University.

“Tujuan kami mengundang agar bisa berbagi pengalaman dalam pengembangan AR dan VR,” jelasnya.
Sementara itu, Prof Widiatmaka, Ketua Prodi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) sekaligus moderator FGD menyampaikan beberapa hal penting dalam diskusi. Antara lain perlunya IPB University mengembangkan AR/VR, baik bagi dosen sebagai user untuk penggunaannya dalam bahan ajar, maupun pengembangan dosen sebagai researcher bidang AR/VR sendiri yang dapat dilakukan oleh departemen terkait.
 
“Dalam FGD ini juga disepakati beberapa tindak lanjut, antara lain perlunya pelatihan story telling bagi dosen sebagai bahan pengembangan mata kuliah terkait. Perlunya semacam bank tiga dimensi (3D model), Bank Video 360 derajat, ruang immersive, roadmap pengembangan AR dan VR serta perencanaan lebih detail tentang kebutuhan software, hardware dan brainware,” jelasnya. (HBL/Zul)