Prodi PSL Sekolah Pascasarjana IPB University Adakan Kuliah Tamu Implementasi Forest Healing di Kawasan Hutan Perhutani
Program Studi (Prodi) Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University mengadakan kuliah tamu membahas Implementasi Forest Healing Program di Kawasan Hutan Perhutani sebagai bagian dari Cultural Ecosystem Services, 15/5. Kuliah tamu ini mengundang Bella Baroqah, MM.Par, officer pengelolaan destinasi dan pemasaran area bisnis wisata wilayah barat PT. Palawi Risorsis.
Prof Lina Karlinasari, Sekretaris Prodi Doktor PSL IPB University menyampaikan bahwa melalui kuliah tamu ini diharapkan dapat berbagi pengalaman di lapangan terkait dengan mata kuliah ekologi sumberdaya dan lingkungan hutan tropika. Ia menerangkan, saat ini sebagian besar mahasiswa PSL IPB University memiliki latar belakang kehutanan, sehingga terkait dengan hutan tropis ini sudah sangat mengenal.
“Mahasiswa pada paruh waktu sebelum ujian tengah semester lebih banyak mengeksplorasi terkait dengan ekologi hutan dan pada paruh waktu selanjutnya, lebih banyak membicarakan terkait dengan jasa yang diberikan oleh hutan tropis,” ujarnya.
Prof Lina Karlinasari menjelaskan dengan menghadirkan narasumber yang sudah banyak berkecimpung dalam pengelolaan hutan untuk wisata dan forest healing akan dapat memberikan pengalaman yang berharga untuk mahasiswa. “Saya yakin dengan kasus-kasus terkait kesehatan mental saat ini, baik melalui tekanan-tekanan pekerjaan, aktivitas sehari-hari dan lainnya, forest healing menjadi salah satu upaya untuk menekan dan merilis serta dapat memberikan kontribusi untuk menghilangkan stres,” jelasnya.
Sementara, Bella Baroqah, MMPar mengatakan latar belakang dibentuknya forest healing program adalah ketika pandemi COVID-19 destinasi wisata alam diprediksi mengalami penurunan kunjungan wisatawan. Namun, yang terjadi di lapangan terutama di Ranca Upas ternyata kunjungan wisatawan ke destinasi hutan meningkat 20 persen. “Akhirnya kami mengikuti tren pariwisata new normal pada saat itu yaitu mengutamakan keamanan dan kebersihan serta untuk menghilangkan stres dan kecemasan, maka lahirlah konsep healing forest sebagai jawaban keinginan wisatawan,” tambahnya.
Bella menyampaikan bahwa konsep forest healing program sebelumnya telah diuji terlebih dahulu dengan membuat kajian kelayakan. Hasil kajian tersebut telah dipublikasikan pada prosiding IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. “Dari hasil kajian sudah dipublikasikan tersebut, terdapat hasil yang signifikan sehingga layak dibuat program forest healing dalam satu kesatuan paket wisata,” ujarnya. (HBL/ra)