Sekolah Pascasarjana IPB University Jadi Tuan Rumah Annual Meeting Forpimpas Wilayah Barat 2024

Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University menjadi tuan rumah Annual Meeting Forum Pimpinan Pascasarjana (Forpimpas) Wilayah Barat Tahun 2024 dengan tema Transdisciplinary Approach in Graduate Education for Sustainable Development toward Golden Indonesia 2045. Kegiatan dilaksanakan di IPB International Convention Center, Bogor (12-13/11).

Kegiatan ini dibuka oleh Prof Deni Noviana (Wakil Rektor bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University), laporan oleh Prof Dodik Ridho Nurrochmat (Dekan SPs IPB University), sambutan oleh Prof Hidayat (Ketua Forpimpas Wilayah Barat).

Hadir sebagai pembicara, yaitu Prof Nazamid bin Saari (Universiti Putra Malaysia), Prof Muryanto Amin (Ketua Badan Kerja Sama Universitas Negeri Wilayah Barat), Prof Sri Suning Kusumawardani (Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi), Dr Dwi Larso (Direktur Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan/LPDP) dan Prof Damayanti Buchori (IPB University).

Prof Deni Noviana menyambut hangat peserta Forpimpas. Dalam sambutan pembuka, ia menuturkan bahwa saat ini universitas dituntut tidak hanya adaptif tetapi juga inovatif dalam mempersiapkan generasi yang mampu menjawab kebutuhan pembangunan yang berkelanjutan dan holistik. Terlebih Indonesia kini menghadapi tantangan yang besar dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, yaitu Indonesia yang maju, berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan.

“Peran pendidikan tinggi menjadi sangat penting dan krusial, di sinilah pendekatan lintas disiplin memiliki peran yang sangat strategis. Perguruan tinggi tidak hanya berfungsi sebagai institusi pengajaran tetapi juga tentu menjadi pusat penelitian dan inovasi yang menjawab tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan secara integral,” ujarnya.

Prof Deni menjelaskan bahwa pendidikan pascasarjana memiliki peran yang sangat besar dalam mendukung pengembangan ilmu pengetahuan yang bersifat lintas disiplin. Sebagai contoh pendekatan dalam ilmu pertanian, teknologi pangan, ekonomi, sosial hingga kebijakan publik dapat saling terhubung untuk menemukan solusi yang berkelanjutan.

“Kolaborasi dan integrasi ilmu ini tentu akan menjadi pondasi untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki spesialisasi dalam bidangnya tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang kompleksitas isu global,” jelasnya.

Sementara itu, Prof Dodik Ridho Nurrochmat menjelaskan bahwa tema kali ini sangat relevan dengan visi SPs IPB University dalam mengintegrasikan pendekatan transdisipliner di seluruh bidang ilmu. Menurutnya, pendidikan pascasarjana berperan penting dalam menciptakan inovasi dan kontribusi signifikan terhadap penelitian dan pengembangan.

“Pada tahun ini, SPs IPB University memasuki usia yang sangat bermakna, yaitu 50 tahun, yang kami sebut sebagai Golden Year. Seiring dengan perjalanan panjang tersebut, kami berupaya terus menjaga kualitas dan relevansi akademik melalui inovasi dalam pembelajaran dan riset,” imbuhnya.

Ia berharap dalam forum ini peserta dapat saling berbagi pengalaman dan strategi dalam mengimplementasikan kurikulum, riset, dan kebijakan yang mendukung pendidikan transdisipliner. Ia menandaskan bahwa pendidikan pascasarjana harus mampu melahirkan lulusan yang tidak hanya menguasai satu bidang ilmu, tetapi juga mampu berpikir holistik untuk mencari solusi bagi tantangan yang semakin kompleks.

“Kami berharap diskusi kegiatan ini dapat memperkuat hubungan di antara institusi dalam mewujudkan sinergi yang lebih kuat dan berdampak besar. Melalui kolaborasi dan dukungan yang erat, kami optimis bahwa kita dapat bersama-sama memajukan pendidikan pascasarjana Indonesia, menciptakan generasi yang cerdas, inovatif, dan mampu menjawab tantangan masa depan,” tambahnya. (HBL/Rz)