Pesan Rektor IPB University, Perlunya Transformasi Tata Kelola dan Substansi Riset

Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University mengadakan lokakarya akademik (2/8) di Auditorium Andi Hakim Nasution Kampus Dramaga, Bogor. Dalam sambutannya Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengatakan, “Kegiatan lokakarya ini merupakan salah satu ikhtiar bagi kita untuk terus melakukan transformasi berkaitan dengan tata kelola dan berkaitan dengan substansi.”
 
Ia menambahkan, substansi yang pertama adalah riset. Prof Arif berharap riset-riset tersebut bisa selaras dengan roadmap riset yang IPB University miliki yang dapat diikuti oleh mahasiswa dan dosen. Sehingga riset yang dilakukan merupakan riset yang terukur, fokus dan bisa menghasilkan sesuatu yang besar dampaknya.
 
“Substansi kedua adalah bagaimana hasil riset dapat memberikan kontribusi pengembangan keilmuan. Ilmu dan konsep yang akan digulirkan oleh IPB University selalu bersumber dari riset-riset unggul, yang dapat menghasilkan inovasi dan policy brief untuk rekomendasi kebijakan,” ujarnya.
 
Sementara itu, tambahnya, keterlibatan peneliti dalam publikasi internasional merupakan ikhtiar agar menjadi bagian dari komunitas akademik dan sains yang ada di dunia. Selain itu internasionalisasi harus terus didorong dan di waktu yang sama harus membuka kelas internasional baik dari program magister maupun doktor agar dapat menempatkan IPB University menjadi perguruan tinggi kelas dunia.
 
“Kita harus dapat mengembangkan program studi (prodi) keilmuan baru, yang dapat beradaptasi terhadap perkembangan keilmuan yang ada. Bahkan kita bisa melakukan rebranding prodi-prodi yang ada dalam memperkaya substansi sehingga semakin banyak diminati, tidak hanya dapat beradaptasi terhadap perubahan akan tetapi dapat menjadi trendsetter perubahan tersebut,” pungkasnya.
 
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University, Prof Drajat Martianto memberikan beberapa catatan yang sangat penting untuk ditindaklanjuti. Menurutnya, saat ini IPB University memiliki pekerjaan rumah terkait dengan masa studi mahasiswa. Masa studi yang panjang adalah promosi negatif bagi calon-calon mahasiswa baru.
 
“Masa studi yang panjang salah satunya banyak terkait dengan ketidakmerataan pembagian dosen pembimbing di prodi. Banyak orang bilang di IPB University mahasiswa benar-benar belajar mendapatkan ilmu, pengetahuan dan juga skill tetapi persoalan masa studi menjadi kendala utama,” tambahnya.
 
Dekan SPs IPB University, Prof Anas Miftah Fauzi menyampaikan bahwa laporan lokakarya akademik kali ini terkait dengan penerimaan mahasiswa baru, pelaksanaan kegiatan akademik, restrukturisasi layanan administrasi akademik dan penguatan Gugus Kendali Mutu (GKM) serta Gugus Penjaminan Mutu pendidikan pascasarjana.
 
“Dari data penerimaan mahasiswa baru tahun 2020, pada awal masa pandemi, sampai dengan tahun 2022 saat ini terdapat peningkatan jumlah calon mahasiswa yang melamar di SPs IPB University. Oleh karena itu, diperlukan beberapa catatan, salah satunya adalah creative promotion untuk terus meningkatkan jumlah calon mahasiswa,” ujarnya. (HBL/Zul) Source : https://www.ipb.ac.id/news/