Para Pakar IPB University Urai Generative AI dan Innovative Blockchain Solusi Persoalan Logistik Agromaritim

Efisiensi proses logistik dan ketertelusuran data logistik masih menjadi PR besar bagi Indonesia. Pada saat yang sama, pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan seperti ‘Generative Artificial Intelligence (AI)’ dan ‘Innovative Blockchain’ dinilai akan menjadi salah satu solusi atas permasalahan tersebut.

Hal tersebut diuraikan lebih dalam oleh para pakar IPB University melalui acara Webinar ‘Generative AI dan Innovative Blockchain untuk Pengembangan Industri Agromaritim Nasional’, Senin (15/01).

“Persoalan logistik agromaritim ini menyadarkan kami bahwa tantangan logistik bukan hanya tentang komoditas dan berkutat dengan sains komoditas,” ujar Dr Taryono, Ketua Peminatan Perikanan dan Maritim, Program Magister Logistik Agromaritim IPB University dalam sambutannya.

Namun, lanjut Dr Taryono, tantangan logistik juga mencakup aktivitas pendukungnya juga agar proses logistik dapat berjalan dengan baik demi mendukung efisiensi ekonomi secara nasional.

Prof Ernan Rustiadi, Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Agromaritim dalam paparannya mengatakan, penerapan generative AI dapat memberi dampak positif pada pengelolaan sumber daya, ramalan cuaca, serta pengembangan produk dan layanan lebih unggul.

“Sementara innovative blockchain membawa paradigma baru dalam keamanan dan transparansi data,” tambahnya dalam webinar yang diinisiasi Program Studi Magister Logistik Agromaritim IPB University dan atau Blockchain, Robotics and Artificial Intelligence Network (BRAIN) ini.

Pakar AI dan blockchain IPB University, Prof Yandra Arkeman, salah satu narasumber, turut menjelaskan manfaat penggunaan generative AI dan innovative blockchain, terutama di sektor agromaritim. Menurutnya, hal tersebut akan meningkatkan daya saing dan efisiensi industri. Terlebih industri ini bersifat hulu ke hilir dan melibatkan konektivitas antarpulau.

Guru Besar IPB University bidang Teknologi Industri Pertanian ini menerangkan, aplikasi generative AI dalam sektor agromaritim misalnya sistem agro-SCM presisi tinggi, sistem prediksi cuaca, logistic smart coldchain dan lainnya. Sementara aplikasi innovative blockchain di antaranya blockchain system delivery order, sistem rantai pasok dan traceability rantai pasok.

“Proses logistik agromaritim dari hulu ke hilir akan memakai teknologi terkini yang didukung oleh AI dan blockchain. Nantinya, persoalan sektor agromaritim tidak berkutat pada logistik lagi, namun cara meningkatkan nilai tambah,” tuturnya.

Demi mewujudkan agromaritim 5.0, Prof Yandra yang juga Ketua BRAIN IPB University itu menyebutkan beberapa strategi. Di antaranya sistem logistik dan rantai pasok hasil pertanian dan maritim seefisien mungkin. Dengan biaya logistik rendah, petani dan nelayan dapat menjual langsung ke industri dibantu dengan blockchain untuk menjamin transparansi dan ketertelusurannya.

“Industri yang dibangun juga bukan industri dasar saja, namun sampai industri hilir yang menghasilkan produk bernilai tambah didukung dengan laboratorium bertaraf internasional dan ditunjang dengan AI,” paparnya.

Selain itu, ia menambahkan, industri pertanian dan maritim juga harus didukung dengan sistem e-commerce cerdas. Dengan demikian, pemasaran produk bisa menjangkau hingga pasar global dengan dukungan AI untuk memprediksi preferensi konsumen.

Kegiatan webinar ini didukung oleh Konsorsium Teknologi Digital Maju yang digawangi oleh IPB University, Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (IBT). Acara turut dihadiri oleh Prof Alhadi Bustamam (Kepala Data Science Center UI), Dr Dessi Puji Lestari (Kepala Laboratorium Grafika dan Intelegensi Buatan ITB) dan Dr Mira Maulida (Visi Transformasi Indonesia). (MW/HBL//Rz)