Podcast Sekolah Pascasarjana IPB University Ulas tentang Program Studi Ilmu Gizi

Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University kembali menggelar Podcast Episode 22 dengan mengulas tentang Program Studi (Prodi) Ilmu Gizi (GIZ) yang ada di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) (15/12). Podcast Episode 22 menghadirkan narasumber Sekretaris Prodi GIZ, Dr dr Mira Dewi, MSi dan dipandu oleh Nur Sulianti Suci Pertiwi, SP dari Sub Bagian Pendidikan dan Kemahasiswaan sebagai host.

Dalam podcast ini, Dr Mira Dewi menyampaikan bahwa Prodi GIZ merupakan salah satu Prodi yang dikelola oleh Departemen Gizi Masyarakat, FEMA. Pada tahun 1981 Prodi magister GIZ pada awalnya bernama Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga (GMK), kemudian sejak tahun 1992 dikembangkan Prodi doktor.

“Gizi merupakan urusan semua orang dan masalah gizi itu multifaktorial yang tidak bisa hanya diselesaikan oleh doktor maupun ahli gizi, semua memiliki peran, sampai pemerintah pun juga memiliki peran. Oleh karena itu, salah satu yang unik dan sangat unggul dari prodi GIZ di IPB University adalah memiliki empat divisi yang menaungi gizi dari hulu ke hilir. Yaitu, gizi dasar, gizi terapan, gizi klinis dan gizi yang terkait dengan kebijakan. Ahlinya ada semua di IPB University,” ujarnya.

Dr Mira Dewi menambahkan bahwa latar belakang calon mahasiswa Prodi GIZ harus linier. Linier itu, tidak harus lulusan dari gizi, akan tetapi dapat juga dari latar belakang pekerjaan. “Misalkan dokter tetapi dosen di prodi GIZ perguruan tinggi, maka dapat dipertimbangkan. Selain itu, persyaratan lain seperti Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), mata kuliah yang pernah diambil dan lainnya, tetapi tentunya yang paling utama adalah linieritas,” tambahnya.

Dr Mira Dewi menjelaskan kompetensi lulusan magister Prodi GIZ adalah mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni (Ipteks) dalam bidang keilmuan atau praktik profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji. Kemudian mampu memecahkan permasalahan iptek di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner.

“Yang terakhir mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional,” tandasnya.
Ia menambahkan, kompetensi lulusan program doktor Prodi GIZ adalah mampu melakukan pemecahan masalah Ipteks gizi terkait pangan dan kesehatan melalui pendekatan inter, multi dan transdisiplin. Tujuannya untuk pencegahan dan perbaikan masalah gizi individu, kelompok dan masyarakat dalam sistem kesehatan nasional dan sistem ketahanan pangan dan gizi nasional.

Kemudian, lanjutnya, lulusan mampu mengembangkan Ipteks baru dalam bidang gizi terkait pangan dan kesehatan serta praktik kegizian melalui riset yang menghasilkan karya kreatif, original dan teruji.
“Selanjutnya, mampu mengelola, memimpin dan mengembangkan riset dan pengembangan ilmu gizi yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia yang mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional,” ujarnya.

Saat ini, katanya, lapangan pekerjaan dari lulusan Prodi GIZ program magister berbeda dengan program doktor. Program magister cakupannya lebih luas, ada yang bekerja sebagai dosen, peneliti, bidang pemerintahan, bidang industri, swasta seperti bisnis kebugaran, bisnis katering dan lainnya. Sedangkan program doktor hampir semuanya bekerja sebagai dosen maupun peneliti.

Ia menambahkan, saat ini prodi GIZ baik program magister maupun doktor sudah terakreditasi unggul dari Perkumpulan Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes). Prodi ini membuka pendaftaran mahasiswa baru SPs IPB University program magister di semester ganjil dan genap dan program doktor di semester ganjil. Prodi GIZ hanya membuka jalur penerimaan regular.  (HBL/Zul) Source : https://www.ipb.ac.id/news/