Prodi Doktor PSL SPs IPB University Undang Dosen Tamu dari National Institute of Genetics, Jepang
Program Studi (Prodi) Doktor Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University gelar Guest Lecture dengan tema Nagoya Protocol and Access and Benefit Sharing (ABS) Implementation di Ruang Situ Cikaret, Kampus Baranangsiang, Bogor (27/2). Guest lecture ini diisi oleh Dr Matsuaki Suzuki, Director of Industry-University Collaboration and Intellectual Property sekaligus Founder of ABS Support Team, National Institute of Genetics, Jepang.
Dipandu oleh Prof Lina Karlinasari, Sekretaris Prodi Doktor PSL sebagai moderator, kegiatan dihadiri oleh mahasiswa program doktor PSL IPB University yang mengambil mata kuliah Desain dan Kompleksitas Sains dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL170C). Selain itu, mahasiswa program magister Silvikultur Tropika (SVK) yang tengah mengambill Mata Kuliah Metodologi Penelitian (SVK1501) ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Dalam sambutannya, Prof Widiatmaka Ketua Prodi Doktor PSL SPs IPB University menyampaikan, tema guest lecture ini terkait dengan mata kuliah desain dan kompleksitas sains. “Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kehadiran Dr Suzuki Matsuaki dalam memberikan guest lecture kepada mahasiswa program doktor PSL SPs IPB University Semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa kami,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan (PSDAL) sendiri, terdapat pembahasan tentang konsep dan penerapan filosofi ilmu dalam sebuah desain kegiatan SDAL. Hal itu dalam rangka mencari solusi terhadap pemecahan masalah pembangunan dan lingkungan yang kompleks dalam mencari kebenaran ilmiah.
Sementara itu, Dr Matsuaki Suzuki memperkenalkan National Institute of Genetics, Jepang yang merupakan institusi yang melayani komunitas ilmiah (scientific community) di Jepang dan dunia dengan menyediakan infrastruktur penelitian, termasuk Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) Database atau DNA Data Bank of Japan (DDBJ), sumber daya hayati (bio-resources) dari berbagai organisme percobaan (experimental organisms, dan layanan advanced genomic.
“DDBJ ini sudah tergabung ke dalam International Nucleotide Sequence Database Collaboration (INSDC) bersama database lainnya, yaitu National Center for Biotechnology Information (NCBI) dari Amerika Serikat dan EMBL’s European Bioinformatics Institute (EMBL-EBI) dari Eropa,” jelasnya.
Dr Matsuaki Suzuki menambahkan, inovasi penting dalam Protokol Nagoya adalah adanya kewajiban khusus untuk mendukung kepatuhan terhadap undang-undang (UU) dalam negeri atau persyaratan peraturan dari pihak penyedia sumber daya genetik dan kewajiban pengguna, yang tercermin dalam ketentuan yang disepakati bersama.
“Para pihak harus mengambil langkah-langkah dengan ketentuan bahwa sumber daya genetik yang digunakan dalam yurisdiksi mereka telah diakses sesuai dengan persetujuan berdasarkan informasi sebelumnya (Prior Informed Consent/PIC). Dan bahwa persyaratan yang disepakati bersama (Mutually Agreed Terms/MAT) telah ditetapkan, sebagaimana disyaratkan dalam kontrak,” imbuhnya.
Dr Matsuaki Suzuki berharap para peneliti, akademisi ataupun mahasiswa di IPB University dan di Indonesia, yang umumnya sebagai penyedia sumberdaya genetik, dapat memahami prosedur ini dan menerapkan konsep Protokol Nagoya ini untuk menjaga keamanan dan kelestarian sumber daya genetik Indonesia saat ini dan pada masa yang akan datang. (HBL/Rz).